
Penulis
Richard Russell atau dikenal dengan “Rick” Riordan, Jr. adalah penulis seri Percy Jackson and the Olympians. Lahir 5 Juni 1964 San Antonio, Texas, Amerika. Pada 28 Juni 2005 ia menerbitkat buku yang berjudul The Lightning Thief . Ini adalah buku pertama seri novel Percy Jackson & Dewa-Dewi Olympia karangan Rick Riordan. Novel ini menceritakan tentang petualangan seorang pemuda bernama Percy Jackson, yang merupakan anak dewa Poseidon dan dituduh mencuri petir zeus.
Kemenangan harus sungguh-sungguh. Kemenangan harus diraih dengan perjuangan, darah, dan air mata. Kemenangan harus diraih dengan susah payah, setelah melewati jalan penuh onak dan duri, juga tidak boleh direbut oleh sembarang orang.
Membunuh orangtua adalah kejahatan paling berat.
Tak ada yang bertahan selamanya. Mesin yang terbaik sekalipun.
Ada sebagian hal yang habkan tidak dapat disembuhkan oleh dewi-dewi. Luka ini menyentuh jiwamu sekaligus ragamu. Kau harus melawan luka itu. Kau harus bertahan hidup.
Anggap dirimu mati. Anda telah menjalani hidup Anda. Sekarang, ambil apa yang tersisa dan jalani dengan benar. Apa yang tidak mentransmisikan cahaya menciptakan kegelapannya sendiri.
Bertahanlah. Kau tidak akan mati cuma gara-gara tindakan bodoh di badanmu.
Ini rasanya salah. Momen ketika orang-orang menjemput ajal tidak semestinya dipamerkan seperti pakaian di etalase toko.
Jika roh-roh alam menjadi jahat…akibatnya tidak bagus.
Kalian takkan bisa mencapai kesuksesan tanpa kematian.
Jika kau membiarkan amarah menguasai dirimu, maka nasibmu akan lebih menyedihkan.
Hanya ada satu alternatif di luar kemenangan, yaitu kekalahan.
Kau tidak bisa memilih orangtua, tapi kau bisa memilih warisan apa yang hendak kau tinggalkan.
Manusia memang pembohong. Orang niscaya ingkar janji.
Kita bisa saja memilih kebencian dan peperangan. Akan tetapi, kita justru menemukan penerimaan dan persahabatan.
Ketika kau harus memilih antara badai dan api, janganlah berputus asa.
Satu pemenang. Sisanya pecundang. Jika tidak, kemenangan tiada berarti. Kau tidak bisa mencurangi takdir.
Berdoalah dengan hikmat sebelum melakukan hal bodoh! Jangan mendoakanku untuk menyelamatkanmu setelah kamu mengikuti naluri terburukmu.
Mereka semua meminang restu Gaea. Semua memiliki keluhan dan dendam terhadap dewa-dewi atau pahlawan kesayangan mereka.
Menghormati kekuatan perang barangkali wajar, tapi jatuh cinta padanya, itu lain perkara.
Yang terpenting bukan berapa lama Anda hidup namun untuk apa Anda hidup.
Wow, Thalia bergumam. Apollo panas. Dia adalah dewa matahari, kataku. Itu bukanlah apa yang saya maksud.
Waspadalah. Tiap orang akan menikam kalian dari belakang jika ada kesempatan.
Wajar bahwa situasi ternyata lebih parah daripada yang diperkirakan.
Kami semua tertarik ke sini, bukan hanya ditopang oleh kekuatan Gaea tapi juga oleh hasrat kami yang terkuat.
Kau takkan menemukan cinta di tempat yang kau harapkan atau kau inginkan.
Meg sayang, “kataku.” Aku tidak yakin tentang Lityerses. Tapi saya pikir kita harus mencoba. Kami hanya gagal ketika kami berhenti mencoba.
Menjadi produktif. Ugh Ini konsep manusia. Ini berarti Anda memiliki waktu terbatas dan harus bekerja keras untuk mewujudkan sesuatu.
Perasaan tidak bisa direncanakan. Juga masa depanmu, kau tidak bisa mengontrol semuanya.
Tidak ada yang menang. Kalau terjadi perang, semua kalah.
Segala sesuatu yang hidup dengan semestinya layak mendapat kesempatan untuk berkembang.
Rasa sakit terkadang tidak boleh serta-merta dienyahkan. Rasa sakit mesti dihadapi, bahkan diterima.
Pada akhirnya, kau hanya akan memiliki kekuatan untuk satu kata. Kata tersebut mesti tepat karena jika tidak, kau akan kehilangan segalanya.