085762369315 omelindotcom@gmail.com

Penulis

Hanum Salsabiela Rais atau yang lebih dikenal dengan Hanum Rais merupakan seorang penulis. Ia juga dikenal sbg putri dari Amien Rais. Ia menerbitkan beberapa buku diantaranya yang berjudul “Berjalan di Atas Cahaya” dan “99 Cahaya di Langit Eropa” yang kemudian diadaptasi menjadi film “99 Cahaya di Langit Eropa” dan “99 Cahaya di Langit Eropa Part 2”.

Pada dasarnya semua orang mendapatkan hidayah itu. Pada satu titik dalam kehidupannya, setiap manusia di dunia pada dasarnya pernah berpikir tentang siapakah dirinya, mengapa dan untuk apa dia hidup, dan adakah kekuatan di atas kekuatan hidupnya. Hanya saja ada yang kemudian mencari dan menelisik, ada pula yang membuangnya jauh-jauh atau melupakannya. Yang mencari pun ada yang caranya salah dan keliru.

Kalaupun seandainya Tuhan itu tidak ada, kita tetap harus mencari-Nya.

Terkadang kita memang tak adil pada hidup kita sendiri. Tatkala tiada pilihan, kita menggerutu. Padahal Tuhan tak memberi pilihan lain karena telah menunjukkan itulah satu-satunya pilihan terbaik bagi hidup kita.

Fanatisme agama dengan segala bentuknya merupakan sumber segala perselisihan, musuh bersama umat manusia.

Jika kita semua sama, tidak ada lagi keindahan hidup bagi manusia. Jadi, nikmatilah perbedaan itu.

Usaha dan berupaya sekuat raga, dalam keadaan apa pun, hingga Tuhan melihat kesunguhan itu dan mengulurkan tangan-Nya.

Hidup ini hanyalah sebuah giliran. Dan saat kita mendapatkan giliran itulah kita harus mempergunakannya sebaik-baiknya.

Perjalanan panjangmu tidak akan mengantarkanmu ke ujung jalan, justru akan membawamu kembali ke titik permulaan.

Keterbatasan tak ubahnya situasi yang dibuat Tuhan untuk membuat kita lebih berjuang. Jika berhasil melewati keterbatasan itu, buah perjuangan yang kita dapatkan akan lebih berkesan.

Berjalanlah dan terus berjalanlah dengan niat kebaikan untuk mengejar restu dari Allah, bersama orang-orang yang kau cintai, lalu sematkan dalam hati dan pikiranmu akan perjalanan hidupmu tentang surga yang akan kau gapai. Maka seberat, sepanjang, dan sebesar apa pun halangan yang melintangi langkahmu, akan terbuka dengan sendirinya atas izin-Nya.

Mengalah itu bukan kalah, melainkan menang secara hakiki.

Menghargai apa yang sudah dianggap biasa di negeri orang meski tampak tak pantas buat kita, adalah perjalanan panjang yang menempa diri menjadi pribadi yang gigih untuk selalu toleran.

Setiap muslim yang memulai kehidupannya dengan syahadat berhak menjadi terbaik mengabdikan dirinya pada Islam. Hanya masalah waktu.

Mengapa banyak masjid belahan dunia barat harus tergusur hanya karena masalah finansial? Tak adakah bala bantuan yang luar biasa dari umatnya yang tersebar di mana-mana, di luar menggalang dan patungan dari jemaahnya yang tak seberapa?

Manusia sesungguhnya hanya membela kepentingannya sendiri. Dia tak pernah benar-benar membela agamanya.

Kita lupa berapapun kita menyayangi mereka, mereka bukanlah milik kita seutuhnya. Demikian pula kita, bukan milik kita seutuhnya. Menyadari kembali bahwa perpisahan pasti akan datang menghampiri seharusnya menjadi pelecut untuk memberikan yang terbaik kepada mereka yang kita sayangi di dunia ini.

Ingatlah, Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat-Nya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam.

Ingatlah, Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat-Nya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam.

Aku ingin mereka lahir sebagai muslim karena mereka memahami, meresapi, mengenal, menyentuh, merasakan, dan mencintai Islam, bukan karena paksaan orang lain.

Aku bisa menganalogikan semua ibadah yang kulakukan sebagai premi yang harus kubayarkan kepada Tuhan. Agar aku merasa tenang dan damai.

Ikhlas terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan, setelah usaha yang maksimal. Harapan besar yang kandas, belum tentu sungguh-sungguh kandas.

Buatku rukun Islam itu ada 6. Yang keenam menjaga kehormatanku dengan jilbab.

Tuhan sudah menulis garis tangan mereka masing-masing. Setiap orang di dunia ini telah dilahirkan menapak jalannya ke surga dengan cara sendiri-sendiri.

Pada akhirnya kecintaan terhadap tanah tumpah darah hanya menjadi seonggok kenangan masa lalu semata, tatkala tanah tumpah darah tak memberi marwah pada masyarakatnya.

Keterbatasan membuat orang kreatif. Keterbatasan membuat orang terpecut melakukan apa pun yang dijalani dengan maksimal.

Sumber kebenaran dan rahasia hidup akan kautemukan di titik nol perjalananmu.

Sejauh-jauhnya orang terhadap agama, pada akhirnya dia tak akan sanggup menjauhkan Tuhan dari hatinya. Meski pikiran dan mulutnya bisa mengingkari-Nya, ruh dan sanubari manusia tidak akan pernah sanggup berbohong.

Media hanya butuh sensasi. Sensasi untuk menjaga eksistensi dan kehidupannya di tengah persaingan keras.

Media kekinian. Merekah tanpa batas, bahkan tak ada yang berani memprotes jika media memutarbalikkan fakta. Media membuat muslihat tipu daya, yang buruk menjadi mulia, dan yang mulia menjadi buruk rupa. Luar biasa kuatnya opini yang dibentuk media sehingga dapat mempengaruhi perekonomian, perpolitikan, sosial, budaya sebuah bangsa.

Misi kita adalah menjadi agen Islam yang damai, teduh, indah, yang membawa keberkahan di komunitas nonmuslim. Suatu saat kau akan banyak belajar bagaimana bersikap di negeri tempat kau harus menjadi minoritas.

Menghargai apa yang sudah dianggap biasa di negeri orang meski tampak tak pantas buat kita, adalah perjalanan panjang yang menempa diri menjadi pribadi yang gigih untuk selalu toleran.