
Penulis
Dan Brown adalah seorang penulis novel yang terkenal dengan The Da Vinci Code. Lahir pada 22 Juni 1964, Exeter, New Hampshire, Amerika. Pada tahun 1994 Brown merilis CD berjudul Angels & Demons. Karya seninya adalah ambigram yang sama oleh seniman John Langdon yang kemudian ia gunakan untuk novel Angels & Demons.
2000 tahun lalu, kita hidup di dunia dewa dewi. Hari ini, kita hidup di alam Tuhan yang Esa. Wanita di banyak budaya telah dilucuti oleh kekuatan spiritual mereka.
Sejak dini, aku belajar untuk tidak mendengar kritik; baik dari orang-orang yang kamu sayangi atau orang-orang yang tidak menyukaimu.
Itulah definisi dari keyakinan menerima apa yang kita bayangkan itu benar, walaupun kita tidak bisa membuktikanya.
Harapan terbaikku adalah bahwa The Da Vinci akan menjadi jalan untuk memulai eksplorasi mereka sendiri, selain menghibur orang-orang.
Aku menempatkan diriku sebagai murid dari banyak agama. Semakin aku belajar, semakin banyak pertanyaan yang aku miliki. Untukku, pencarian iman adalah sebuah proses yang panjang.
Itu semacam catch-22 sekarang karena semenjak;Da Vinci , Aku memiliki akses ke tempat-tempat dan orang-orang yang belum pernah saya temui, itu cukup menyenangkan untuk orang sepertiku, tapi aku selalu menjaga rahasia. Aku tidak ingin orang-orang tahu apa yang sedang aku tulis.
Kekuatan yang agama miliki adalah bahwa kamu berpikir secara teratur: Jika sebuah bencana terjadi dalam hidupku, itu artinya Tuhan mengujiku atau mengirimkan sebuah pesan.
Jika seseorang kritikus mengkritikku, aku hanya mengatakan;Oh baiklah, tulisanku bukan seleranya. Selalu begitu. Karena aku akan terus menerus membaca sebuah tulisan ketika seseorang berkata ;ya Tuhan, aku sangat menikmati buku ini dan aku belajar banyak.
Aku sudah menulis The Lost symbol ketika aku mulai sadar The Da Vinci akan menjadi besar. Hal yang terjadi padaku dan harus terjadi pada semua penulis yang telah sukses adalah bahwa untuk sementara, aku menjadi sangat sadar diri.
Aku sudah menulis banyak hal tentang seni rupa, tapi aku tidak pernah menulis tentang seni sastra, dan seseorang sekelas Dante benar-benar mengatakan padaku bahwa hal itu sebagai dasar yang baru, dan juga dasar yang sama.
Menulis adalah sebuah keberadaan yang tersendiri. Membuat film merupakan kekacauan yang dikendalikan; ribuan adegan dan orang. Setiap keputusan adalah sebuah persetujuan. Jika kamu menulis dan kamu tidak tahu bagaimana penampilan si karakter dan bagaimana ia berbicara, hanya tinggal betulkan. Tapi di dalam sebuah film, jika ada yang tidak kamu suka, itu sulit di rubah.
Aku menulis dengan perlahan. Aku sebenarnya menulis dengan cepat, tapi banyak hal yang aku buang.
Aku rasa satu alasan buku-buku hasil tulisanku mendapat kesuksesan adalah karena mereka ditulis melalui sudut pandang skeptis.
Itu bukan soal apa yang kamu katakan kepada pembaca, itu soal apa yang kamu sembunyikan.
Aku tidak akan menulis kritik yang lemah. Aku membutuhkan dua puluh tahun untuk membuatnya. Tapi aku tidak akan mengkritik buku yang tidak aku suka.
Itu lucu. Aku tidak tahu dimana aku akan menempatkan diriku di dunia sastra. Aku hanya menulis buku yang aku ingin baca. Dan aku menutup mataku dan sesederhana itulah aku.
Baiklah, di dalam novel kamu mengharapkan bahwa pahlawan memiliki seseorang yang harus dilawan, dan penjahat; aku menemukan penjahat yang paling menarik yang melakukan hal baik untuk alasan yang salah, atau hal yang salah untuk alasan yang benar. Salah satunya pasti menarik. Aku menyukai daerah abu abu diantara benar dan salah.
Aku pikir dulunya aku adalah seorang anak yang pemalu. Aku besar tanpa televisi. Aku punya seekor anjing, dan kami tinggal di White Mountains pada musim panas, dan aku tidak mempunyai teman disana. Aku hanya bermain petak umpet dengan anjing saya dan mungkin dengan beberapa teman khayalan.
Aku tidak tahu dimana aku akan menempatkan diriku di dunia sastra. Aku hanya menulis buku yang aku ingin baca. Dan aku menutup mataku dan sesederhana itulah aku.
Aku terus menerus membuat orang menebak-nebak apa yang aku lakukan, dan aku akan menghabiskan banyak waktu membaca naskah dan bertanya, dan orang-orang akan mengatakan, aku tahu tentang apa bukunya nanti.
Aku sering menulis sebuah skenario dari tiga sudut pandang yang berbeda untuk menemukan sisi mana yang paling menegangkan dan cara apa aku mampu menyembunyikan informasi yang ingin aku sembunyikan. Dan pada akhirnya, itulah yang diceritakan mengenai kegelisahan penulisan.
Semakin banyak ilmu pengetahuan yang aku pelajari, semakin banyak aku lihat bahwa fisika menjadi metafisika dan bilangan menjadi bilangan imajiner. Semakin kamu mendalami ilmu pengetahuan, semakin kamu mendapatkan landasan yang empuk. Kamu mulai mengatakan;oh, ada pesan dan aspek spiritual dalam ilmu pengetahuan.
Jika kamu mempercayai orang-orang yang mencintaimu, kamu akan merasa bosan. Dan jika kamu mempercayai orang-orang yang membencimu, kamu mungkin akan merasa tertekan, atau apapun katanya, dan kamu tidak bisa menulis juga.
Pada dasarnya, aku menghabiskan waktu sendirian di depan komputer. Tidak ada yang berubah. Aku mempunyai tantangan yang sama setiap hari.