Komika
Wira Nagara adalah seorang pelawak tunggal asal Indonesia. Ia merupakan jebolan Stand Up Comedy Indonesia yang diadakan oleh salah satu Televisi Swasta musim ke-5 (SUCI 5) tahun 2015. Buku pertama adalah Distilasi Alkena yang terbit pada tahun 2016 dan buku keduanya dengan judul Disforia Inersia yang terbit di tahun 2018 lalu.
Terkadang cinta itu bagai Proklamasi. Bisa kita rasakan dengan seksama, lalu hancur dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Adalah sepi yang akhirnya mengumpulkan lara. Menutup paksa katup bahagia, pada hati yang terbiasa oleh kecewa.
Cinta membuat kita mengerti, ada bahagia sebelum patah hati.
Jadi, sudah sarapan? atau masih mengharap balas pesan? tinggalkan! buat apa menunggu, lebih baik kau isi tenaga untuk cinta yang baru.
Aku ingin sibuk sesibuk-sibuknya untuk sukses sesukses-suksesnya. Agar kau percaya penyesalan bisa datang bersamaan dengan perpisahan.
Saat lantunan rindu adalah alasan setiap pertemuan.
Tingkat sepi paling mengerikan, adalah sepi dalam keramaian.
Sayangnya, beberapa kisah hanya butuh didengarkan tanpa solusi.
Menghempas darah dengan namamu yang mengalir membuat jantungku tetap berirama.
Ada rindu yang selalu jatuh di terik sepi yang lupa berteduh.
Senja tak pernah salah hanya kenangan yang membuatnya basah.
Aku tak pernah menyesal akan keputusanmu memilihnya. Yang aku sesalkan, tiada setitikpun kesempatan bagiku untuk membuatmu bahagia.
Bagaimana mungkin aku pergi jika bayanganmu masih saja menghiasi mimpi?
Cinta tak selamanya tentang kepemilikan. Tapi cinta adalah tentang keikhlasan. Terimakasih untuk segala rasa.
Bagaimana mungkin aku berpindah jika hanya padamu hatiku bersinggah?
Hal yang paling sulit dalam mencintai, adalah memulainya. terutama membuka hati, setelah membereskan yang lama.
Bagaimana mungkin aku menjauh jika hanya padamu keangkuhanku meluluh?
Bukan perih yang aku ratapi, tapi pengertian yang tak pernah kau beri.
Saat mencintaimu bukan hanya sekedar lamunan
Berjalanlah ambil sisa tawamu yang tertinggal di masa lalu. Semua orang berhak bahagia, termasuk kamu.
Kesalahanku adalah tak pernah merasa, bahwa untukku kau tak pernah punya cinta.
Pernah bahagia kita merekah indah tanpa sedikitpun rasa gelisah.
Sakit saat mencintai kembali jauh lebih nikmat daripada luka atas masa lalu yang masih melekat. Melangkahlah, sudah saat nya berpindah.
Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yg boleh mengisi setiap rongga.
Denganmu, jatuh cinta adalah patah hati paling sengaja.
Waktupun mengurai tetesan hujan menjadi bulir-bulir kenangan. Ia menelusuk tanpa permisi menuju nurani.
Bagiku, ingatan adalah mesin waktu. Menyapa, mengais lupa, menemukan kita yang pernah kecewa disatu masa.
Menangislah tanpa mengada-ada. Rasakan setiap bulir air mata. Sedih jangan dilawan, perih ada untuk dirasakan.
Aku mengingatmu sebagai jalan buntu. Kaulah labirin terindah dimana cintaku rela tersesat tanpa perlu diselamatkan.