085762369315 omelindotcom@gmail.com

Sastrawan

Remy Sylado merupakan  salah satu sastrawan Indonesia. Uniknya ia menuliskan namanya dalam not angka, yaitu 23761. Dalam karya fiksinya, sastrawan ini suka mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai. Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain kualitas tulisannya yang tidak diragukan lagi. Penulisan novelnya didukung dengan riset yang tidak tanggung-tanggung.

Soalnya, di mana masalah dihayati, di situ masalah lain berkembang. Itu hidup.

Agaknya sang waktulah yang paling perkasa dalam kehidupan. Ia tak tersaing. Tak pernah mengeluh. Tak pernah juga merasa takut.

Tiada kiranya kata pemborosan terhadap waktu bagi orang-orang yang mencari hakekat kasih.

Bahwa dunia tempatnya berdiri tidak hanya hitam dan putih. Ada banyak warna di atasnya. Sementara warna-warna pun bisa berubah nama.

Berpuisi merupakan suatu kepandaian manusia memanfaatkan imaji ke dalam tantangan kreatif merangkai kata-kata terpilih dan membangunnya menjadi seni.

Agaknya orang Indonesia paling gampang sekali melibatkan Tuhan untuk hal-hal yang mestinya bisa diselesaikan oleh Pak RT.

Lebih baik bertengkar karena cinta daripada diam kesepian menanggung benci.

Kelak ia sadar, bahwa perasaan takut terhadap maut, berarti berani terhadap hidup.

Sebab, bahaya yang sesungguhnya bukan pada orang yang marah-marah, tapi pada orang yang diam. Orang marah dapat diukur hatinya, orang diam tak mudah ditakar akalnya.

Tampaknya hanya buku yang paling pantas diceritakan dengan bangga oleh manusia beradab, bukan BMW, Mercedes, ataupun Volvo.

Kelak ia sadar, bahwa perasaan takut terhadap maut, berarti berani terhadap hidup.

Tampaknya hanya buku yang paling pantas diceritakan dengan bangga oleh manusia beradab, bukan BMW, Mercedes, ataupun Volvo. Apabila ada manusia di zaman sekarang yang menyebut dirinya modern tetapi tidak mengindahkan buku, memilikinya, dan membacanya, maka dengan demikian manusia tersebut telah mengambil inisiatif menjadikan dirinya sebagai hewan.

…bahwa dunia tempatnya berdiri tidak hanya hitam dan putih. Ada banyak warna di atasnya. Sementara warna-warna pun bisa berubah nama, bergantung pada kekuatan di luarnya yang memegang pengesahan.

Bicara soal kekuatan Tarjdo, tidak gampang kalau rakyatmu miskin. Rakyatmu harus punya makan yang cukup dulu, punya pakaian, dan yang paling penting bebas buta huruf. Ini yang membedakan manusia dengan binatang. Sebab, kalau cuma makan, binatang juga bisa makan. Lantas, kalau cuma pakaian, binatang juga punya bulu. Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya kebanggaan, punya kebudayaan, punya peradaban.

Berpuisi merupakan suatu kepandaian manusia memanfaatkan imaji ke dalam tantangan kreatif merangkai kata-kata terpilih dan membangunnya menjadi seni.

Sebab, bahaya yang sesungguhnya bukan pada orang yang marah-marah, tapi pada orang yang diam. Orang marah dapat diukur hatinya, orang diam tak mudah ditakar akalnya.

Namun, tiada kiranya kata pemborosan terhadap waktu bagi orang-orang yang mencari hakekat kasih. Bahwa di dalam kasih, tumbuh di sana perdamaian dan bukan juga cuma pertikaian, melainkan berbaur keduanya dalam suatu kesepadanan yang tulen.

Agaknya belum ada penelitian kejiwaan terhadap orang Indonesia menyangkut kesukaannya ber-Tuhan-Tuhan untuk tindakan-tindakan yang justru direstui setan.

Pernikahan adalah satu-satunya keindahan yang bisa dituturkan manusia dari tiga peristiwa insani antara kelahiran-pernikahan-kematian, yang bisa dituturkan kepada generasi, adalah keindahan saat menjadi mempelai. Itu keindahan yang tak terlupakan. Maka, kalau ingin rumah tangga tetap utuh, sentosa, damai, ingatlah saat berada di pelaminan, menjadi mempelai, disalami ayah-bunda, kerabat, keluarga, dan handai-tolan.

Nama akan punya arti tertentu bukan sebab kebenaran umum yang terwaris lewat adat, tapi kebenaran pribadi yang sepenuhnya terbentuk melalui fiil masing-masing.

… Tapi, apa mau dibilang, selalu berulang dalam tarikh manusia, bahwa lelaki yang paling pintar pun, selamanya menjadi tolol dan dungu di hadapan perempuan. Kemarin begitu. Hari ini begitu. Besok pun begitu.