085762369315 omelindotcom@gmail.com

Penulis

Cornelia Maria Funke adalah penulis fiksi anak-anak Jerman. Lahir pada 10 Desember 1958 di Dorsten, Rhine-Westphalia Utara. Funke terkenal karena trilogi Inkheartnya. Banyak bukunya kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Karyanya cocok terutama ke genre fantasi dan petualangan.

Bunyi yang ditimbulkan lembar-lembar buku pertama kali dibuka tidak pernah sama, tergantung ia sudah tahu apa yang akan diceritakan buku itu untuknya atau belum.

Bungkus buku itu dengan kain kalau sedang tidak kau baca. Malam hari udaranya lembap.

Dalam buku aku melihat apa yang akan datang, semua akan hancur dan musnah seiring berlalunya waktu.

Dasar lelaki. Mereka semua sama. gila atau waras, tetap saja mereka laki-laki.

Ia juga belajar bahwa dunia ternyata tidak masuk akal dan bahwa tidak ada yang namanya akhir bahagia.

Kalau kau begitu mencintai sebuah buku hingga membacanya lagi dan lagi, tahukah apa yang kau harapkan? Kau ingin masuk ke buku itu.

Kalau terlalu banyak kata baru tidak akan terjadi apa pun atau malah terjadi sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan.

Kalian memiliki hati yang membimbing kalian agar tidak melakukan hal-hal buruk. Aku hidup tanpa hati, karena itulah aku harus bersungguh-sungguh mengawasi diriku sendiri.

Karakter-karakter itu memiliki kehidupan dan logika mereka sendiri, dan kau harus bertindak sesuai dengannya.

Kau tidak pernah keluar dalam keadaan seperti kau masuk.

Punya penyakit bukan berarti kamu nggak bisa bahagia. Kalo nggak ada yang nemenin kau, aku yang bakal nemenin.

Semua kolektor buku adalah perampas dan pemburu.

Setiap buku memiliki jiwa. Jiwa orang yang telah menulisnya serta jiwa mereka yang telah membaca dan menikmatinya dan memimpikannya.

Setiap kali aku membuka sebuah buku, satu jiwa terbangun.

Tidak ada yang lebih baik daripada beberapa lembar halaman buku yang menghibur kita.

Yang kubutuhkan hanya selembar kertas serta alat tulis, dan aku akan mengguncang dunia.

Bahwa siapa pun yang mencintai salah satu dari mereka pasti selalu menjadi gila; bahwa mereka tidak punya hati, sama seperti mereka tidak punya ayah ataupun ibu. Setidaknya bagian itu benar. Ia meletakkan tangan di dada.Tidak ada hati. Kalau begitu, dari mana cinta yang ia rasakan ini berasal?

Kenapa buku yang dibaca berkali-kali sepertinya jadi lebih tebal? Seakan ada sesuatu yang tertinggal di antara halaman buku setiap kali kita menyentuhnya. Perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, suara-suara, aroma-aroma. Dan kalau bertahun-tahun kemudian kau membuka halaman-halaman itu lagi, kau akan menemukan dirimu di dalamnya, kau yang sedikit lebih muda, sedikit berbeda, seolah buku itu mengabadikanmu seperti bunga yang diawetkan, asing sekaligus akrab.

Ada yang bilang, kita masih bisa melihat orang-orang yang kita cintai bahkan setelah mereka mati. Mereka bilang jiwa orang yang kita cintai akan mendatangi kita di malam hari atau setidaknya dalam mimpi, kerinduan kita akan memanggil mereka kembali, meskipun hanya sesaat..

Buku-buku mengundang untuk dibaca Terpajang di rak-rak buku. Dermaga bagi jembatan yang akan membawa Ke negeri dongeng.

Ada yang bilang, kita masih bisa melihat orang-orang yang kita cintai bahkan setelah mereka mati. Mereka bilang jiwa orang yang kita cintai akan mendatangi kita di malam hari atau setidaknya dalam mimpi, kerinduan kita akan memanggil mereka kembali, meskipun hanya sesaat.

Kenapa buku yang dibaca berkali-kali sepertinya jadi lebih tebal? Seakan ada sesuatu yang tertinggal di antara halaman buku setiap kali kita menyentuhnya. Perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, suara-suara, aroma-aroma. Dan kalau bertahun-tahun kemudian kau membuka halaman-halaman itu lagi, kau akan menemukan dirimu di dalamnya, kau yang sedikit lebih muda, sedikit berbeda, seolah buku itu mengabadikanmu seperti bunga yang diawetkan, asing sekaligus akrab.

Buku bukan benda rapuh atau hiasan. Buku ya buku. Yang paling penting adalah isinya, dan isi buku tidak akan tumpah bila kau menumpuknya menjadi satu.

Buku bisa jadi seperti kertas antilalat, menarik segalanya ke dekatnya. Tidak ada tempat yang bisa mengikat ingatan sebaik halaman-halaman yang dicetak.

Bila para Peri jatuh cinta, mereka akan mengungkapkan semua rahasia dalam tidur mereka; kau hanya tinggal mengajukan pertanyaan yang tepat.

Beberapa buku harus kita coba. Beberapa bisa ditelan. Namun hanya ada sedikit yang bisa kita kunyah lalu cerna dengan sempurna.

Aku memimpikan buku yang tak terbatas, Buku yang tak berjilid, Halaman-halamannya berserakan dalam kelimpahan Di setiap barisnya tergambar cakrawala baru Surga-surga baru dibukakan; Negeri-negeri baru, jiwa-jiwa baru.

Yang terkenang akan terlupakan, jika Tuhan tidak menganugerahkan buku untuk menolong manusia yang fana.

Untunglah hati seorang wanita jauh lebih welas asih daripada potongan batu yang gedabak-gedebuk di dalam dadamu itu.

Ingatan yang paling kuat lebih lemah daripada tinta yang paling pucat.

Dunia ini melahirkan kekacauan seperti telaga melahirkan orang-orang kerdil.

Dalam buku aku bertemu dengan mereka yang telah mati, seolah mereka masih hidup.

Dan saat membalik-balik halaman buku-buku tua kita terkadang menemukan kalimat dogmatis suram yang digarisbawahi. Dulu kau pernah berada di sini, namun pada waktu yang terlupakan.

Elianor memang cukup kaya. Tapi suatu saat nanti dia mungkin akan semiskin tikus karena membelanjakan semua uangnya untuk membeli buku. Aku takut dia juga tak akan ragu menjual jiwanya, jika ada iblis yang bisa memberikan buku yang diinginkannya.

Huruf tinggallah huruf, mereka tidak membentuk gambar atau kalimat apa pun.

Cerita, novel, dongeng –semua seperti mahluk hidup dan mungkin memang mahluk hidup. Semua punya kepala, kaki, sistem peredaran darah, dan pakaian seperti manusia sungguhan.