Penulis
Aprinus Salam merupakan salah satu pengajar di Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya UGM. Selain mengajar, ia juga pernah menjadi Konsultan Ahli di Dinas Kebudayaan Yogya pada tahun 2013-2015. Serta pernah menjadi anggota Senat Akademik UGM pada tahun 2012-2016.
Setiap langkah, menuju dirimu; Tak ada sesat.
Kubuka pelajaran sejarah. Aku pun berkisah tentang sebuah bangsa besar yang dijajah negara kecil. Muridku yang kecil-kecil menggangguk kecil.
Kini umurku tak lagi kecil, tapi hidupku kecil, ruang gerakku kecil. Kalau nanti aku mati, aku membutuhkan sebidang tanah yang kecil.
Kekasih, bukan maksud menyusuri; Jika tak batas jalan setapak.
Selesai sekolah, aku bergegas pulang, dengan langkah yang kecil-kecil, menuju rumahku yang kecil.
Termangu di kursi pinggir taman; Mengingat peta, tertulis namamu.
Aku masak nasi pada sebuah periuk kecil, kupanaskan sayur dalam panci kecil.
Hidupku kecil, ruang gerakku kecil, sekolahku kecil, kelasku kecil, tubuhku kecil, muridku kecil-kecil, pada sebuah desa terpencil.
Kembali malam, kulakukan refleksi kecil. Kusadari nyaliku yang kecil. Juga sisa hidupku yang mengecil.
Jika malam, kehidupan lilin berapi kecil, kubuka buku pelajaran untuk persiapan kecil-kecilan. Tidak larut tidurku, takut tubuhku kurus mengecil.
Segera aku melangkah cepat dalam langkah-langkah kecil ke sekolahku yang kecil. Kusapa muridku yang kecil- kecil.